قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْحَلَالُ بَيِّنٌ، وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ، لَا يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ، فَمَنْ اتَّقَى الْمُشَبَّهَاتِ، اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ، كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى، يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ، أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلَا إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ، أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
(صحيح البخاري)Sabda Rasulullah saw :
“semua yg halal telah jelas, semua yg haram telah jelas, dan diantara keduanya terdapat hal yg syubhat (kurang jelas halal dan haramnya), kebanyakan orang tidak jelas mengetahuinya, maka barangsiapa yg menjauhi yg syubhat maka sungguh ia telah bersuci untuk agamanya dan harga dirinya, dan barangsiapa yg terjebak pada hal yg syubhat, adalah bagaikan penggembala yg menggembala didekat batas tanah larangan maka ia dirisaukan masuk kedalam tanah larangan, Ketahuilah bahwa setiap Penguasa memiliki batas larangan, dan batas larangan Allah di Bumi Nya (swt) adalah hal hal yg diharamkan Nya,Ketahuilah pada tubuh terdapat satu gumpalan daging, jika gumpalan daging itu baik maka baiklah seluruh tubuhnya, jika gumpalan daging itu buruk maka buruklah seluruh tubuhnya, maka ketahuilah bahwa gumpalan daging yg dimaksud adalah hati ” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt Yang Maha Luhur, Maha Raja Langit dan Bumi, Maha Melimpahkan Anugerah sepanjang waktu dan zaman. Limpahan anugerah yang fana dan anugerah yang abadi. Dialah (Allah) Sang Pemilik apa yang kita miliki dan apa – apa yang belum kita miliki, dialah (Allah) Pemilik segala sesuatu berpadu kepada Nama-Nya segala kejadian. Berawal dari Keagungan Nama Allah segala kehidupan hingga semua yang ada di permukaan bumi dan langit, di alam yang dhahir dan di alam yang bathin, di alam dunia dan di alam akhirat, tiada sesuatu pun yang ada di alam – alam tersebut terkecuali berawal dari satu nama, Dialah ( Allah).
Berawal dari nama inilah segala anugerah dan segala kenikmatan dunia dan kenikmatan akhirat. Sang Pencipta Tunggal Yang Maha Menciptakan semua yang ada di alam semesta, Maha Menciptakan Pemikiran agar pemikiran kelak bisa merangkai ciptaan-Nya menjadi ciptaan – ciptaan yang bermanfaat bagi makhluk hidup. Dan tiada satupun makhluk-Nya mampu mencipta sesuatu dari tiada kecuali Allah Swt Yang Maha Ada, Yang Maha Mampu Menciptakan segala sesuatu dari tiada. Dia (Allah) Maha Ada sebelum segalanya ada dan kesemuanya hakikatnya adalah fana dan sirna, tinggallah Dia Yang Maha Abadi selalu ada, dan ketahuilah hadirin – hadirat, Dia (Allah) itulah Maha Setia kepada hamba- hamba-Nya. Tidak ada yang lebih setia dari Allah. Semua hubungan tidak ada yang lebih dekat dari hubungan antara Allah dengan makhluk Nya, karena Dia (Allah) menamakan dirinya Al Qarib (Yang Maha Dekat) berarti lebih dekat kepada semua yang dekat.
Hadirin – hadirat, sejauh – jauh manusia dari Kasih Sayang Ilahi karena dosanya, (*sangat mungkin) diangakat dalam sekejap bisa menjadi hamba yang paling dekat, karena Dialah Yang Menamakan dirinya Yang Maha Dekat. Maka rugilah manusia yang melewati jutaan nafasnya sepanjang usianya lepas dari Sang Maha Dekat dan ia selalu berpaling dari Sang Maha Dekat kepadanya yang selalu menawarkan pengampunan, menawarkan anugerah, menawarkan surga dan ia (hamba) selalu berpaling mencari kejauhan dari Allah, mencari kemurkaan Allah, mencari sesuatu yang hina di hadapan Allah. Inilah ia lewatkan kehidupannya sejak ia lahir dan dewasa, ia lewatkan hari – harinya dengan hal – hal yang hina dan sampai kapan ia akan membenahi dirinya.
Sang Maha Bersabar terus bersabar dan Dialah Yang Maha Bersabar yang sabar melebihi segenap semua yang penyabar. Namun sampai kapan kita akan merugikan usia kita yang setiap detik (*itu sangat berharga) beberapa detik kita bisa semakin dekat dengan Kasih Sayangnya Allah kepada kita, pengampunan, pengangkatan derajat dan Cinta-Nya, keridhoan Allah Swt. Jika Allah sudah ridho pada seorang hamba maka ia dicintai Allah. Jika ia dicintai Allah maka Allah perintahkan seluruh alam semesta mencintainya.
Riwayat Shahih Bukhari “Jika Allah sudah mencintai seorang hamba Nya maka Jibril berkata “wahai penduduk angkasa raya didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia ketahuilah Allah sudah mencintai fulan itu maka cintailah ia”. Diumumkan oleh Allah pada angkasa raya, seluruh kerajaan-Nya “inilah hamba yang Aku cintai”. Apabila Allah murka kepada seorang hamba-Nya maka Allah berkata kepada Jibril “wahai Jibril, Aku telah murka kepada fulan”, maka Jibril berkata “wahai penduduk angkasa raya, kerajaan milik Allah Swt, Allah telah murka kepada fulan maka murkalah kepadanya”. Langit dan bumi melaknatnya.
Beruntung orang – orang yang kembali kepada Kasih Sayang Allah Swt. Semoga Allah jadikan aku dan kalian hamba yang dicintai Allah. (Wahai Allah) Pastikan seluruh nama (kami) ini, (adalah) hamba yang Kau cintai, wahai Rabb dunia dan akhirat. Seraya berfirman di dalam hadits qudsiy “yaa Ibaadiy inniy harramtuddhulmna alaa nafsiy, faja’altuhu baynakum muharraman falaa tadhaalamuu!” Wahai hamba – hamba Ku, Kujadikan perbuatan jahat haram bagi diri Ku, lalu Ku-haramkan pula untuk kalian, Aku mengharamkannya pada Dzat-Ku, lalu Aku melarang kalian pula berbuat kejahatan itu, maka janganlah kalian berbuat saling jahat, hindari segala perbuatan jahat kepada makhluk lainnya, pada manusiakah, pada hewankah atau pada tumbuhankah. Hindari segala perbuatan jahat karena engkau akan dicintai Allah Swt yang sudah mengharamkan Dirinya lebih dahulu berbuat jahat, tinggal diri kita.
Pantaskah jika Sang Pencipta Yang Maha Lembut mengharamkan Dirinya dari berbuat jahat sedangkan kita seorang hamba yang selalu butuh kepada Allah, yang lahir dari Rahmatnya Allah, hidup di muka bumi dan akan berpisah dengan segala sesuatu, pantaskah kita masih juga belum mencerai perbuatan jahat?
Hadirin – hadirat, semoga aku dan kalian dijauhkan Allah dari segala perbuatan jahat, dibimbing untuk terus kuat menghindar dari perbuatan yang jahat.
Alangkah indahnya seruan Allah, “Janganlah kalian saling berbuat jahat dan dhalim”. Lalu kita memahami perbuatan jahat itu jika tidak mendapatkan hidayah dari Allah maka akan sulit dihindari. Maka Allah mengetahui hal itu dan meneruskan firman-Nya “ya kullukukuk dhaalluuna illa man hadaytuhu, fastahduuni ahdiikum, hamba – hambaKu kalian semua tidak tahu dalam kesesatan, dalam ketidakfahaman, dalam kejahilan, dalam kejahatan dan kegelapan kecuali yang Ku-beri petunjuk. Kalian tidak bisa melihat kecuali yang Ku-beri mata, kalian tidak bisa berfikir kecuali yang Ku-beri pemikiran. Maka beruntunglah kita yang diberi tuntunan oleh Allah Swt untuk bisa melihat, mendengar, berbicara, bergerak, berfikir, dan yang paling mahal dan indah adalah petunjuk kepada sanubari kita untuk selalu bersama Allah dan didalam gerbang keridhoan Allah Swt.
Jika kita masih merasa masih kurang petunjuk dari Allah, Allah berkata “mintalah petunjuk kepada-Ku, akan Ku-beri kalian petunjuk”. Petunjuk membuka kemudahan jalan hidup kalian untuk mencapai kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat, dalam permasalahan dunia, dalam permasalahan akhirat, dalam permasalahan dhahir maupun bathin. Hadirin – hadirat, disini Allah menghendaki sanubari kita untuk selalu berdoa kepada Allah, memohon petunjuk yang dengan itu Allah selalu membimbing hari – hari kita agar selalu dalam petunjuk. Bila kita terjebak ke dalam dosa, Allah yang memunculkan keinginan di hati kita untuk kembali bertaubat dan memperbaiki keadaan kita dan inilah yang disebut petunjuk. Dan Allah Maha Mengatur kejadian itu.
Sebagian orang mengeluhkan dirinya “aku terjebak dalam pekerjaan yang dilarang Allah, aku terjebak didalam usaha yang tidak diridhoi Allah, tapi aku butuh nafkah dan aku terjebak dalam kebutuhan nafkah yang primer, jika kutinggalkan pekerjaanku maka aku terjebak dalam kejahatan yang lebih lagi, kalau seandainya aku tetap disini kenapa Allah tidak beri aku kemudahan”. Engkau diberi lisan untuk meminta, Jika manusia bisa meminta kepada makhluk, mengapa kita tidak meminta kepada Rabbul Alamin?
Hadirin – hadirat, muncul banyak pertanyaan kepada saya di forum, mereka yang terjebak dalam pekerjaan yang tidak diridhoi Allah. Berusaha untuk selalu mendapat pekerjaan yang lebih baik dan jangan berhenti berdoa. Selama pekerjaan yang tidak diridhoi Allah itu bisa ditinggalkan, maka tinggalkan, Tapi kalau akan membawa efek buruk dan lebih buruk lagi maka hal seperti ini yang harus mesti dipertahankan jangan sampai jatuh kepada hal yang lebih buruk lagi, seraya mencari pekerjaan lain sampai terus menjalankan ini jangan sampai jatuh kepada yang lebih buruk lagi. Dan dengan selalu berdoa dan munajat, minta kepada Allah Swt agar diberikan jalan keluasan dan kemudahan. Itulah janji Rabbul Alamin. Sebagaimana firman-Nya (kelanjutan dari hadits qudsiy tsb) “ya ibadiy innakum tukhthi’uuna billaili wannahaar, wa ana aghfiruddzunuuba jamii’an, fastaghiruuniy aghfir lakum”. Hadirin Allah Swt berfirman dalam hadits qudsiy ini “wahai hamba- hambaKu kalian berdosa siang dan malam, Yang Maha Melihat, melihat semua perbuatan dosa kita, tidak ada yang tersembunyi dalam penglihatan Illahi. Dia (Allah) melihat semua dosa kita dan kejahatan kita terdalam yang terdalam di dalam hati yang terdalam sekalipun. Dan Allah mengetahui itu “innakum tukhthi;uuna billaili wannahaar” kalian berbuat dosa siang dan malam..”, dan Akulah Sang Maha Pengampun segala dosa. “fastaghfiruniy aghfir lakum” Beristighfar mohon pengampunan dosa pada-Ku maka Ku-ampuni dosa kalian. Adakah yang lebih indah dari ini? (Dia swt) Sudah tahu kita berbuat dosa siang dan malam dan (malah) ditawarkan pengampunan?
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
(kelanjutan hadits Qudsiy tsb) “Wahai hamba – hambaKu, kalian semua ini tidak mempunyai pangan kecuali yang Ku-beri rezki untuk mendapatkan pangan, maka mohonlah kepada-Ku agar Aku limpahkan pangan kepada kalian”. Maksudnya apa? pangan disini bisa menjadi makanan yang dhahir ataupun yang bathin. Makanan yang kita usahakan sendiri, “makanan itu tidak perlu doa”, sebagian orang berkata demikian. Tetapi bisa saja makanan yang berkat usahamu sendiri tanpa doa itu membawa mudharat bagi dirimu. Barangkali akan mengakibatkan penyakit, kau makan jenis makanan ini yang efek buruknya pada tubuh bisa menjadi lumpuh, jadi strokekah atau jadi penyakit lainnya. Kenapa? Karena ia tidak berdoa kepada Allah, maka makanan yang datang kepadanya bukan membawa manfaat tapi membawa mudharat baginya karena tidak meminta izin kepada Sang Pencipta.
“Mohon kepada-Ku makanan maka akan Ku-beri kalian makanan”. Dan Allah sudah siapkan bumi, hewan, tumbuhan, matahari, hujan, ini semua sudah diberi oleh Allah tanpa perlu kita minta lagi. Tapi mintalah kepada Allah kemuliaan dari makanan itu maka Allah akan berikan kemuliaannya. Makanannya sudah ada, pangannya sudah ada, tapi kalau kemuliaannya tidak diminta dan kebetulan tidak diberi oleh Allah kemuliaan itu kecuali dengan meminta maka merugilah!!.
Hadirin – hadirat, “wahai hamba- hambaKu kalian tidak mempunyai sandang apa – apa, tidak pakaian, tidak sandal, tidak apapun kecuali yang Ku-beri, maka mintalah kepada-Ku maka akan Ku-beri kalian”. Tidak terlalu jauh penjelasannya dari yang pertama bahwa pakaian itu bisa berupa pakaian yang kita pakai, bisa bermakna pakaian yang bathin yaitu menutupi aib kita, menutupi dan melindungi kita dari sihir, dari fitnah, dari kejahatan, dari terbongkarnya aib – aib kita, itu semua terlindungi dengan pakaian Ilahiyyah. Maka mohonlah kepada Sang Pemiliknya. Hal seperti itu akan sulit kita perbuat dan kita dapatkan kecuali jika diberi oleh Allah.
Hadirin – hadirat, siapa yang bisa terhindar dari fitnah? Orang paling baik pun Nabiyyuna Muhammad Saw terkena fitnah. Namun permasalahannya difitnah atau bukan difitnah, tapi efek yang muncul setelah fitnah itulah yang berbahaya. Seseorang dapat fitnah kecil saja, tapi fitnah kecil itu menghancurkannya. Ada orang yang terkena fitnah besar, tapi tidak berdaya apa – apa fitnah besar itu. Kenapa? Karena ada Sang Maha Pelindung yang melindungi.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Nabi saw dihantam fitnah yang sangat besar dan selalu muncul fitnah seperti itu. Beliau mempunyai putri tercinta Sayyidatuna Fatimahtuzzahra radiyallahu anha sehingga dikatakan kepada beliau “fitnah untuk beliau itu bahwa beliau saw itu tidak memiliki anak lelaki, putus keturunannya karena anaknya Nabi saw hanya perempuan”. Keji sekali ucapan itu. (namun) Yang menjawab (fitnah atas Nabi saw itu) adalah Allah dalam firman Nya swt “Inna a’thainaakalkautsar” Sungguh Kami memberimu telaga Al Kautsar; QS. Al Kautsar : 1. “Fashalli lirabbika wanhar” maka shalatlah (idul adha untuk besyukur dan sembelihlah qurban, QS. Al Kautsar :2 ; “inna syaani’aka huwal abtar” sungguh yang mengatakan kau itu putus keturunannya, ia yang putus keturunannya; QS. Al Kautsar : 3. dan terbukti Keturunan Sang Nabi saw ada sampai sekarang 14 abad yang silam. (ayat ini merupakan dalil jelas untuk membungkam mereka yg mengatakan keturunan Nabi saw terputus)
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Menunjukkan perlindungan Ilahi dalam memberi kita pakaian yang melindungi kita dari fitnahkah, dari sihirkah, dari kejahatankah, dari segala hal – hal yang merusak kita. Ini bila kita dapatkan dari Allah maka akan beruntung dan mudahlah kehidupan kita. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, Allah tadi berfirman “mohon kepada-Ku pakaian itu akan Ku-beri pakaian itu”. Semoga Allah memakaikan kita penjagaan dari segala fitnah, penjagaan dari segala musuh – musuh kita, penjagaan dari orang – orang yang menginginkan kehancuran bagi kita. Semoga Allah memakaikan pakaian perlindungan, pakaian Rahmat-Nya, pakaian Pengampunan-Nya, pakaian keberkahan-Nya, pakaian kebahagiaan-Nya dunia dan akhirat.
“Ya ibadiy innakum Lan tablughuu naf’iy fatanfa’uuniy, walan Tablughuu dhurriy fatadhurruuniy,” hamba – hambaKu, kalian ini sebaik apapun tidak akan pernah bisa menambah manfaat bagi-Ku, dan kalian tidak akan pernah bisa untuk membawa mudharat dan merusak keadaan-Ku. Allah tetap Allah Yang Maha Ada, apapun yang kita perbuat tidak merubah keadaan Allah. Tidak membawa manfaat bagi Allah, tidak membawa mudharat bagi Allah. Allah menjelaskan lagi “ya ibadiy, law anna awwalakum wa akhirakum, wa insakum wa jinnakum kaanuu alaa atqaa qalbi rajulin waahidin minkum, maa zaada dzaalika fii mulkiy syai’a” wahai hamba- hambaKu, jika berkumpul seluruh jin dan manusia diantara kalian yang pertama hingga yang terakhir dan kesemuanya mempunyai hati yang bertaqwa dan baik tidak satupun yang berbuat jahat, tidak bertambah kerajaan-Ku sedikit pun.
“Ya ibadiy law anna awwalakum wa akhirakum, wa insakum wa jinnakum kaanuu alaa afjari qalbi rajulin waahidin minkum, maa naqasha dzaalika min mulkiy syai’a” wahai hamba- hambaKu, jika seluruh kalian jin dan manusia yang pertama hingga yang terakhir dan kesemuanya jahat dan tidak mempunyai sifat baik sedikit pun, tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikit pun”.
“Ya ibadiy law anna awwalakum wa akhirakum, wa insakum wa jinnakum qamuu fii sha’iidin waahidin, fa a’thaytu kulla waahidin mas’alatahu, ma naqasha mimma ‘indiy, illah kamaa yanqushul mikhyath idzaa udkhilalbahr.” wahai hamba – hambaKu, jika berkumpul kalian seluruh jin dan manusia yang pertama hingga yang terakhir di satu tempat yang luas, kesemuanya minta kepada-Ku (ada yang minta 1000 langit, ada yang minta 1000 arasy, misalnya) maka Ku-beri semua yang mereka minta dan tidak berkurang dari yang Ku-miliki kecuali seperti sebuah jarum yang terangkat di samudera.
Hadirin – hadirat, Dialah (Allah) yang menawarkan kepada kita doa dan munajat yang tidak berkurang dari milik-Nya walaupun ia melimpahkan semua yang kau minta. Maka oleh sebab itu berdoalah dan Allah akan memberimu lebih dari yang kau minta. Dan Dia (Allah) memberikan apa yang kau inginkan atau lebih baik dari apa yang kau inginkan. Inilah rahasia kedermawanan Ilahi yang sering disalahfahami oleh orang dengan menganggap tiap kali aku berdoa, Allah tidak pernah memberi.
Demi Allah!! Jika ia sudah berhadapan dengan Rabbul Alamin, melihat anugerah – anugerah yang diberi oleh Allah karena doa yang tidak dikabulkan, sungguh ia akan bersujud syukur ribuan tahun kepada Allah atas apa yang Allah berikan lebih daripada apa yang ia minta.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sampailah kita kepada hadits mulia sebagaimana Rasul Saw memberikan penjelasan kepada kita “Alhalaalu bayyin, walharamu bayyin, wa bainahumaa musyabbahaat” hal yang halal sudah jelas, hal yang haram sudah jelas dan diantara keduanya ada hal – hal yang syubhat. “la ya’lamuhaa katsiiruminanaas” kebanyakan orang tidak tahu ini hal – hal yang syubhat Mana hukumnya halalkah, haramkah? Masih dijadikan ikhtilaf (perbedaan pendapat) dan perdebatan, tidak jelas halal dan haramnya. Maka Rasul saw meneruskan “faman ittaqalmusyabahaat, istabro-a lidiinihi wa ‘irdhihi” barangsiapa yang menghindari perbuatan yang syubhat (tidak jelas halal atau haramnya) ia telah mensucikan dirinya untuk agamanya dan untuk dirinya, ia telah mensucikan dirinya dan mensucikan harga dirinya di hadapan Allah. Saya beli makanan ini halal atau haram ya? Ini syubhat. Tapi jangan sampai syubhat itu terbawa jadi sifat was – was, tidak boleh seperti itu. Masuk ke rumah untuk bertamu, disediakan makanan ayam. Makanan ini halal tidak ya? disembelih tidak ya? jangan seperti itu, kecuali kalau kita benar – benar masuk ke restoran orang – orang non muslim. Boleh curiga, makanan yang ada disitu bisa syubhat semua. Kenapa? barangkali tersentuh dengan hal – hal yang dilarang oleh Islam, itu syubhat semua. Kalau sudah kelihatan jelas makanan haram itu ada maka haram. Tapi kalau seandainya tidak bisa dibuktikan kehalalannya 100% di restoran itu karena banyak makanan yang dilarang didalam Islam, dan tidak tahu apakah terkena piringnya atau sendoknya atau minyaknya dan lain sebagainya. Ini syubhat (halal bukan dan haram pun bukan).
“Waman waqa’a fiisysyabuhaat karaa‘iy yar’a hawlalhima, yuusyiku an yuwaa qi’ahu” barangsiapa yang jatuh kepada hal – hal yang syubhatmakanan atau minuman dll diumpamakan sebagaimana penggembala menggembala di dekat batas larangan. Apa maksud penggembal menggembala di batas larangan? Yaitu tempat – tempat yang dekat dari batas larangan, itu kata Sang Nabi saw. Bukan dirinya tapi gembalaannya ini bisa melewati batas dan akan terkena hukuman. Maksudnya, syubhat itu sangat dekat dengan haram. Kenapa tidak di posisi yang halal saja? jangan masuk ke tempat yang dekat dengan batas larangan. Seperti menggembal di batas larangan. Bisa saja ia jatuh, terinjak, ke tanah larangan dan terkena hukuman.
“alaa wa inna likulli malikin himaa alaa inna himallahi fii ardhihi mahaarimuhu” sungguh ketahuilah setiap penguasa itu mempunyai batas larangan. Apa batas larangannya? Batas larangan – larangan Allah di bumi yang miliknya ini adalah hal – hal yang diharamkan oleh Allah. Rasul saw menyampaikan hadits ini agar kita berfikir, jangankan berbuat hal yang haram, yang syubhat pun usahakan kita mensucikan diri dari hal tersebut. Semoga Allah menhindarkan kita dari hal – hal yang haram, semoga Allah menjaga pribadi kita dari hal – hal yang jauh dari haram. Jika ada diantara kita sulit untuk menjalani hal – hal yang halal dan selalu terjebak dalam hal- hal yang haram, permudahlah wahai Allah agar kami selalu berada pada hal yang halal dan yang Kau ridhoi.
Rasul saw meneruskan haditsnya “alaa wa inna filjasadi mudhghatan” ketahuilah, didalam tubuh itu ada segumpal daging. “Idzaa shalahat shalahal jasadu kulluhu, waidza fasadat fasadal jasadu kulluhu, alaa wahiyalqalb” kalau seandainya segumpal daging itu baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan kalau buruk maka buruklah seluruh tubuhnya. Apa itu? Gumpalan daging yang dimaksud adalah hati, kata Rasul saw. Hati sanubari ini seakan hanya gumpalan daging saja, tapi kalau hati seseorang isinya penuh dengan kebaikan maka seluruh tubuhnya baik, ucapannya baik, perbuatannya baik, tingkah lakunya baik. Ketika jiwanya penuh dengan kehinaan, ucapannya hina, perbuatannya hina, dan tingkah lakunya hina.
Hadirin – hadirat, oleh sebab itu Nabi Saw memberikan langsung kepada ujung daripada dasar pembenahan perbuatan kita, pembenahan kehidupan kita, ingin mendapatkan kehidupan yang indah, ingin mendapatkan hari yang indah, ingin mendapatkan kehidupan dunia dan akhirat yang indah, maka perindahlah sanubarimu. Karena dengan memperindah hati ini, maka akan indahlah hatinya, akan indah tubuhnya, akan indah pekerjaannya, akan indah hasilnya, akan indah segala – galanya. Karena apa? Karena dia menyimpan cahaya yang indah didalam jiwanya. Semoga Allah memperindah jiwa kita, memperindah sanubari kita, untuk itu perindahlah seluruh jasad kita, yang dengan itu terindahkanlah kehidupan kita.
Ya Rahman Ya Rahim, kami bermunajat kehadirat-Mu memohon kepada-Mu Rabbiy dengan penuh permohonan sebagaimana Engkau telah mengharamkan perbuatan dhalim dan jahat dan Kau haramkan pula atas kami, jauhkan kami dari segala hal – hal yang haram. Rabbiy sebagaimana telah Kau katakan bahwa kami semua berada dalam ketidakfahaman kecuali Engkau beri petunjuk maka curahkan kepada kami petunjuk seindah – indahnya dalam setiap ucapan, dalam setiap perbuatan, dalam setiap pemikiran, bimbing kami. Wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang, kami memohon penjagaan dari segala yang kami ucapkan, dalam segala gerak – gerik kami, dalam semua lintasan pemikiran kami, dan dalam segala apa yang mengguncang jiwa kami, dari kewas- wasan, kerisauan, kesedihan, kegundahan, kami titipkan kepada-Mu Rabbiy segala apa ini kepada pintu Cahaya Keindahan-Mu agar Kau benahi Wahai Yang Maha Mengasuh kami sebelum kami lahir, Wahai Yang Maha Mengasuh kami dengan kehidupan sempurna ketika kami dalam kehidupan dunia, Wahai Yang Maha Ada setelah kami wafat, yang masih bersama kami setelah kami ditinggalkan oleh seluruh keluarga, kerabat.
Wahai Allah, Wahai Nama Yang Maha Ada dan tiada pernah sirna, munculkan Cahaya Keagungan-Mu pada sanubarai kami, Ya Dzaljajali Wal Ikram Wahai Yang Maha Indah, Wahai Yang Maha Bercahaya, Wahai Yang Maha Luhur, Wahai Yang Maha Melimpahkan anugerah, Wahai Yang Maha Mengasuh dan Menjaga. Ya Dzaljalali Wal Ikram jagalah kami dari hal – hal yang haram, lindungi kami dari segala hal – hal yang Kau murkai, jagalah kami dalam keadaan yang halal, jauhkan kami dari terjebak, terangkat dengan hal – hal yang halal. Ya Rahman Ya Rahim
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah.. Ya Rahman Ya Rahim
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah
Ya Dzaljalali Wal Ikram, kita juga berdoa semoga Allah Swt menuntun saudara – saudara kita yang terjebak dalam narkotika, dan sebagian dari kita yang terjebak dalam perzinahan, dalam perjudian, dalam segala kemunkaran dan kerusakan aqidah, limpahi mereka dengan hidayah. Munculkan bangsa yang baik dengan cahaya taubat. Ya Rahman Ya Rahim limpahi hari – hari mereka dengan doa dan munajat. Ya Dzaljalali wal Ikram, kita doakan para tamu kita semoga dilimpahi oleh Rahmat dan Keberkahan Allah Swt. Saudari kita yang baru saja masuk Islam malam hari ini semoga dilimpahi Rahmat dan Keberkahan. Dan bagi kita semua yang hadir, kita lanjutkan acara ini dengan doa bersama mendoakan seluruh muslimin sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw “barangsiapa yang mendoakan saudara muslimnya, malaikat berkata “amin walaka mitsluh” amin untukmu sebagaimana doa untuk saudaramu. Berapa jumlah muslimin di muka bumi, kembali keberkahannya kepada kita. Dan juga kita berdoa kepada Allah agar Allah Swt memberikan pemimpin yang terbaik bagi bangsa muslimin trebesar di muka bumi, pemimpin yang membawa kedamaian, pemimpin yang membwa ketenangan, pemimpin yang membawa kemakmuran, menindas kedhaliman, dan menolong yang lemah.
Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
0 komentar:
Post a Comment