Berikut
ini bukan daftar yang panjang dan penuh penyesalan, tapi daftar yang
kita harap bisa berguna minimal untuk segelintir orang.
1. Bagaimana mengontrol napsu belanja. Kalau
ada satu hal yang membuat saya kesulitan keuangan, adalah gairah
belanja dadakan. Beli baju yang nggak saya perlu (walau rasanya perlu
banget, pada saat itu). Beli tas branded karena saya harus punya.
Belanja online karena bisa beli apa saja yang nggak ada di sini. Hal
yang nggak bikin diri saya bangga. Tapi saya belajar untuk mengendalikan
si napsu tersebut, paling nggak sedikit lebih baik. Sekarang, kalau
tergoda sesuatu, saya berusaha mengalihkan dengan bernapas panjang.
Menghitung dan mengecek apakah saya punya uangnya, berpikir apakah itu
keinginan atau kebutuhan. 10 years ago, that would have been a useful
tool.
2. Berusaha tetap aktif. Dulu
saya rajin olahraga, basket dan tenis saat sekolah menengah, tapi
begitu mulai kuliah, kedua olahraga tersebut saya tinggalkan. Nggak
langsung – tapi sedikit demi sedikit jadi nggak terlalu penting
dibanding kuliah dan main. Sekarang main dengan anak bikin saya
kecapekan. Dan saya mulai menimbun lemak. Saya sudah mulai olahraga
lagi, dan sekarang sangat aktif bergerak, tapi masih banyak timbunan
lemak yang harus saya hilangkan dari masa-masa tanpa olahraga tersebut.
3. Bagaimana merencanakan keuangan. Pada
dasarnya saya tahu kalau perlu membuat budget dan mencatat semua
pengeluaran, begitu mulai punya penghasilan sendiri. Tapi kok rasanya
malas sekali. Dan saya nggak tahu bagaimana melakukannya dengan benar.
Sekarang, saya belajar untuk membuat perencanaan uang sederhana, and how
to stick to that plan. Sesekali memang saya membandel dari plan
tersebut, tapi saya juga belajar untuk mengatasi kebandelan. Ini mungkin
bukan kemampuan yang bisa dipelajari dari buku. Harus latihan and
learning by doing. Paling nggak, saya berharap bisa mengajarkan pada
anak saya sedari kecil dan saat dia beranjak dewasa.
4. Junk food akan tersimpan manis di bokong. Bukan
cuma gaya hidup yang super malas yang bikin lemak saya menumpuk. Tapi
makan junk food juga. Saya bisa makan gorengan dan kentang goreng dan
fried chicken dan desserts dan donat…walaupun nggak sekaligus, well, you
get the picture. Karena terlalu terbiasa bisa makan apa saja, tanpa
kelebihan berat badan, jadinya nggak pernah menganggap junk food suatu
masalah. Badan nggak sehat adalah sesuatu yang harus kamu kuatirkan saat
usia bertambah. Jins banyak yang terlalu ketat, dan seramnya, ukuran
celana serta rok bertambah dan berhadiah muffin top alias perut
membuncit. Saya berharap, ada yang bisa menunjukkan foto diri sekarang
ini kepada diri saya 15 tahun lalu.
5. Merokok is a stupid decision. Saya
nggak mulai merokok sampai saat lulus kuliah. Nggak usah dibahas kenapa
saya merokok, tapi dulu rasanya bukan satu masalah besar, karena saya
tahu bisa berhenti kapan saja. Saya berhenti merokok saat hamil dan
menyusui. Mulai lagi saat anak sudah nggak menyusui. Sempat berhenti
lagi karena berpikir sudah nggak kuat, tapi ternyata ganti merek adalah
solusinya (ha!). Setelah akhirnya saya benar-benar berhenti setahun yang
lalu, saya baru tersadar, kalau merokok nggak ada gunanya buat saya.
Baju dan badan bau rokok, apalagi mulut. Dan untuk kesehatan? Zero.
6. Dana pensiun, tabungan dan asuransi. Jangan
diutak-atik, harus disimpan. Hal yang sebenarnya semua orang juga tahu.
Tapi rasanya saya nggak benar-benar sadar, at least not 10 years ago.
Pensiun atau berhenti bekerja adalah sesuatu yang rasanya hanya perlu
dipikirkan saat sudah berumur 30an. Well, saya sudah lewat 30 dan pengen
rasanya menampar diri saya sendiri. Berapa banyak uang yang bisa saya
miliki sekarang! Sempat punya Jamsostek, tapi sudah saya tarik saat
ganti pekerjaan, dan habis entah kemana.
7. Segala hal yang terlihat sulit – pasti akan berguna. Ini
salah satu yang nggak terlihat nyata. Ada saatnya dalam hidup saya,
pekerjaan berat, nggak termasuk dalam job description dan saya toh tetap
melakukannya, walaupun nggak enjoy. Jadinya stres dan kecapekan. But
you know what? Setiap pekerjaan seberat apapun yang saya lakukan,
walaupun seharusnya itu bukan pekerjaan saya…akhirnya bisa berguna buat
saya. Memang nggak langsung, tapi kemampuan dan pengetahuan yang saya
pelajari di waktu yang berat dan penuh tekanan serta super stres –
membantu saya untuk mendapatkan apa yang saya inginkan, dan menjadikan
saya into the person I am today.
8. Sisihkan waktu untuk mengejar keinginan atau passion, sesibuk apapun. Sejak
kecil saya ingin sekali jadi penulis, mungkin sejak saya bisa
membaca…satu hal yang ingin saya lakukan tapi kok rasanya jauh dari
realita. Atau kalau pun bisa, pastinya akan lama sekali. Tapi saya nggak
pernah punya waktu untuk menulis. Akhirnya saat majalah tempat saya
bekerja kekurangan reporter, saya menawarkan untuk membantu liputan dan
menulis. Sampai akhirnya sekarang, justru pekerjaan utama saya adalah
menulis. Yes, you can do anything you want. Jangan pernah meremehkan
cita-cita atau keinginan sekecil apapun. If it is something good, do it,
or at least try to do it.
9. Semua yang bikin stres – nggak akan berarti dalam 5 tahun, apalagi 15 tahun. Saat
suatu hal terjadi padamu sekarang, memang dunia seperti terbalik. Saya
punya deadline dan pekerjaan dan orang-orang yang menuntut sesuatu dari
saya, dan tingkat stres sudah setinggi langit. Saya nggak menyesali
bekerja keras tapi rasanya nggak akan terlalu stres kalau hal-hal yang
saya pusingkan nggak akan berpengaruh beberapa tahun ke depan.
Perspective is a good thing to learn. Orang-orang yang menjadi temanmu
lebih penting daripada pekerjaan atau barang yang kamu beli. Saya sudah
beberapa kali berganti pekerjaan, beli berbagai macam barang, dan punya
sederetan teman 15 tahun terakhir ini. Dari semuanya, yang penting buat
saya adalah para sahabat (dan satu dua tas andalan) dan juga keluarga.
10. Anak tumbuh besar lebih cepat dari yang kita sadari. Jangan
buang waktu. Anak saya sebentar lagi masuk sekolah menengah dan tanpa
sadar sudah waktunya dia meninggalkan rumah. Rasanya saya pengen balik
ke diri saya saat lebih muda dan berkata; Berhenti bekerja
terus-terusan! Kurangi keluyuran! Habiskan waktu lebih banyak dengan
anak! Tahun-tahun bersama anak sepertinya berlalu terlalu cepat.
11. Lupakan drama. Fokus
pada kebahagiaan. Banyak hal yang terjadi pada saya, profesional atau
personal, that seem like the end of the world. Walaupun mungkin memang
sesuatu yang buruk, saat meledak di kepala yang terlihat adalah drama
besar. Membuat saya merasa depresi dari waktu ke waktu. What a waste of
time. Kalau saya cepat menyadari kalau semuanya hanya ada di pikiran
saya, dan saya bisa bahagia hanya dengan fokus pada sisi positif, pada
apa yang saya miliki, dan apa yang bisa saya lakukan…saya bisa
melewatkan masa-masa penuh airmata.
12. Tequila (alcohol) is seriously evil. Saya
nggak akan membahas dengan detil, tapi cukup dengan mengatakan kalau
saya punya pengalaman jelek, dan nggak yakin kalau ada yang bisa saya
pelajari selain alkohol adalah minuman yang nggak ada gunanya.
13. Semua kesalahan yang akan kamu lakukan, walaupun sudah membaca tulisan ini? They’re worth it. Saya
yang berumur 20 tahun mungkin akan membaca artikel ini dan bilang,
“Good advice!” Dan kemudian melakukan kesalahan yang sama, walaupun
nggak berniat seperti itu. Saya bukan anak yang bandel, tapi memang
nggak suka diatur. Saya harus melakukan kesalahan, dan live my own life.
Dan itu yang saya lakukan, dan nggak ada yang saya sesali. Setiap
pengalaman yang saya lalui (sejelek apapun) telah mengarahkan saya
kepada hidup saya saat ini. I love where I am today, dan nggak akan
menukarnya dengan apapun. Rasa sakit, stres, drama, kerja keras,
kesalahan, depresi, hangover, hutang, lemak…it was all worth it.
14. Bagaimana denganmu? Poin ke-14 adalah milikmu. Let’s share.
0 komentar:
Post a Comment