Menteri Perindustrian M.S Hidayat memastikan jika pembatasan yang
dilakukan terhadap bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan segera
dilakukan oleh pemerintah. Namun, demikian pihaknya belum mau
mengungkapkan kapan pemerintah akan menerapkan kebijakan pembatasan
tersebut untuk menjaga tingkat konsumsi BBM bersubsidi sebesar 40 juta
kiloliter.
Meski belum jelas kapan pembatasan BBM bersubsidi tersebut akan
mulai dijalankan, namun Hidayat memastikan bahwa pembatasan tetap akan
dilakukan berdasarkan kapasitas dari mesin mobil yang digunakan. “Iya
pembatasan akan dilakukan di situ, untuk kendaraan roda empat dengan
kapasitas 1.500 cc ke atas,” ujarnya.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Tempo, ternyata ada sejumlah mobil
dari berbagai jenis dan merek yang mesinnya di bawah 1.500 cc. Lihat
daftar mobil di tabel bawah.
Batalnya penyesuaian harga kemungkinan besar akan menyebabkan BBM
bersubsidi yang dijual semakin melebihi kuota yang telah ditentukan.
Dalam postur APBNP 2012, subsidi bahan bakar minyak sebesar Rp 137,38
triliun dan subsidi listrik sebesar Rp 64,9 triliun. Adapun kuota untuk
BBM bersubsidi sebesar 40 juta kilo liter.
Untuk menjaga kuota tersebut, sejumlah opsi sempat dikaji, dan salah
satu dari opsi tersebut adalah pembatasan terhadap penggunaan BBM
bersubsidi untuk mobil pribadi dengan kapasitas silinder
mesin diatas 1500 cc. melalui cara ini diasumsikan akan ada penghematan
bahan bakar sekitar 2-3 juta kiloliter.
Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia
(Gaikindo), Sudirman Maman Rusdi mengatakan jika pihaknya masih menunggu
keputusan yang jelas dari pemerintah soal pemberlakuan pembatasan BBM
bersubsidi tersebut.
Menurutnya, meskipun pemerintah akan membatasi konsumsi terhadap BBM
bersubsidi namun Gaikindo tidak akan membatasi permintaan. “Tergantung
permintaan pasar, mulai 1.000 cc, 1.400 cc, atau masing-masing merek
akan menyesuaikan permintaan pasar dengan kapasitas pabriknya,” kata
Sudirman.Dia berharap pemerintah akan segera memberikan klarifikasi dan
informasi yang jelas mengenai kebijakan pengendalian konsumsi BBM
bersubsidi.
Sedangkan untuk konvesi BBM ke bahan bakar gas (BBG), lanjutnya,
Gaikindo bersedia membantu pemerintah untuk memasang alat konversi
(converter kit) di bengkel-bengkel resmi yang telah ditunjuk. “Converter
kit ini juga harus sesuai dengan masing-masing kendaraan,” ujarnya.
Gaikindo, kata dia, sudah diajak bicara oleh Kementerian Perindustrian,
namun belum mengetahui teknis secara pastinya. “Arahannya belum jelas.”
0 komentar:
Post a Comment